Di antara jutaan pertemuan yang mungkin, Tuhan memilih satu yang tak disengaja pada tahun 2017, di masa remaja yang polos dan penuh penasaran. Aku yang masih duduk di bangku SLTP, sedangkan dia sudah SLTA, usia kami terpaut namun, tak membuat dunia kami terpisah jauh. Perkenalan tak disengaja mengalir begitu saja di antara hiruk pikuk hari-hari sekolah. Entah lewat teman, acara sekolah, atau mungkin hanya lewat pandangan singkat di sebuah momen sederhana yang jelas, sejak hari itu langkah kami seperti dituntun untuk perlahan mendekat.
Waktu berjalan pelan, dari sekedar kenal menjadi dekat, dari canggung menjadi hangat. Kami bertumbuh bersama. Sementara aku mengejar cita-cita dan masa depanku, dia pun sibuk dengan dunianya. Meskipun tak mudah kepercayaan dan pengertian menjadi pondasi yang kuat. Kami belajar menjadi versi terbaik diri masing-masing, sembari menyisakan ruang untuk saling merindukan dan menguatkan.

Perjuangan kami tak hanya tentang rindu dan waktu, tetapi juga tentang mendapatkan restu. Ada banyak hal yang harus kami lewati, keraguan, kekhawatiran, bahkan perbedaan pandangan. Tapi cinta yang tulus, ketulusan niat, dan kesabaran panjang menjadi jawaban dari semuanya. Perlahan, doa-doa kami mulai terjawab. 31 Desember 2022 menjadi saksi dari tekad dan cinta kami yang matang, sebuah komitmen yang akhirnya bisa kami pegang bersama setelah melalui perjalanan yang tidak singkat. Itu bukanlah akhir, melainkan awal dari babak baru: menanti waktu yang tepat untuk bersama seutuhnya.

Kini, kami menghitung hari menuju tanggal 30 Mei 2025. Tanggal di mana janji akan diucap di hadapan Tuhan dan keluarga, setelah lebih dari tujuh tahun saling menunggu dan memperjuangkan. Sebuah kisah cinta yang berawal dari pertemuan biasa, menjadi cerita luar biasa. Kisah tentang dua insan yang dipertemukan semesta, dipertahankan oleh tekad, dan dipersatukan oleh restu.
Dan ketika hari itu tiba, kami tahu bahwa semua penantian, semua air mata, semua perjuangan... Akhirnya terbayar dengan satu kata: bahagia