Senja dinegara timur ternyata dilukis allah dengan rasa lembut beserta hembusan angin yang cukup kencang…
Sehinga sesiapun yang berdiri dibukit jabal khandama akan merasa rela jika ruhnya segera dipangku menuju langit….
“Bagaiamana mekkah tih?”
“Indah, siapa yang tidak ingin datang kesini, mengadukan tentang nasib dan isi hatinya?”
“Wiiss harus ngopi si ini”…
🌸🌸

Setelah solat magrib di nabawi, kami makan di resto hotel bersama ayah, ibu, kak aisyah dan ibunya kak aisyah, tetiba dari kejauhan pakde Nasiban tergopoh-gopoh datang kemeja kami dengan semangat 45 menepuk pundak ayahku,
“pak, saya sayang kali sama anak bapak, diantara semua orang angota grup umroh ini cuman anak bapak yang nyapa saya,yang nanyain keadaan saya, ya taulah pak saya ngak ada keluarga disini, tadi waktu kita di jabal rahma saya do’a khusus cuman untuk dia, yallah semoga dia segera dapat jodoh”
Serentak dua bapak paruh baya ini mengangat tangan masing2 sambil bilang “AMIIINNN”sekeras mungkin…
Aku cuman bisa cekikikan melihat tingkah ayah-ayahku ini.
Lalu Kak aisyah celetuk, “tuh ha jodohnya udah natap atih dari tadi diseberang meja”
Eum aku tahu tatapan ini, senyum tipis dengan kepala sedikit miring lalu tatapan mangu, eh ngaklah kepedean, lanjut bae makan. Tapi ada notif
“Ngopi nanti yok!”
Heh.. iseng balas ah“Traktir ya tadz”
Setelah itu derap kaki penuh percaya diri menghampiri meja kami menghadap ayah
“Bapak, izin ajak Rantih ngopi”
“Silahkan,gpp ajak aja”
Dinginnya madinah ternyata tidak bisa mengalahkan panasnya kedua pipiku…
🌸🌸

“Copek la ha siap siap, pai la lai!!!, malam juo lai o, lamo lo ustadz do mananti”
“(Cepat lah siap-siap, pergilah lagi, nanti keburu malam, lama pulak nanti ustadz tu menungu)”
deg dalam hati ini kenapa mak ku semangat kali, kenapa ni?
🌸🌸

Setelah bertemu di loby kami menyusuri jalan menemukan makanan dan minumam mancanegara, waktu berjalan momen demi momen mengalir begitu saja, dan lucunya tidak ada kopi malam ini
Hanya ada kebab hangat, sehangat obrolan ringan dan kunava manis, semanis diriku wkwk…

Keesokannya…
Telepon berdering menanyakan apakah bersedia diajak ngopi lagi?
Eumm…Modus yang sama gumamku…
Takpela buat relasi dan gratis kopi…
Kembali menyusuri street food madinah dengan ala2 vloger alay,
Tapi kali ini kita benar2 beli kopi dan mendapatkan muffin gratissss…
Kita duduk dipelataran mesjid nabawi sambil menyesap kopi dan mencubit muffin cokelat.

“Tadi abang telpon mama, curhat..ma..abang suka sama jamaah abang yang sekarang”
Suasana yang tadi hangat oleh kopi, tiba2 menjadi kikuk tapi senyuman dibibir masing2 sulit dibendung..
Tadi abang kirimkan foto jamah itu ke mama, mama respon begini”…

“bilang la langsung bang, jangan abang aja yang suka nanti anaknya ngak suka sama abang”
Respon mamanya benar2 menglitik perut..

“Menurut atih gimana?”
“Yah ngomong lah langsung ke jamaahnya!”Cekikikan..
“Hmm… jamaahnya atih.. kalau abang berniat baik, bagaimana atih?”

Rasanya ada yang tumbuh setelah patah, tapi tumbuh begitu cepat membuat bisikan masalalu belum reda
Dengan tatapan serius aku bertanya, “apa yang membuat atih yakin kalau abanglah orangnya?”
Pertanyaan2 dikepala berontak ingin mendapatkan kepastian, inikah oragnya? Yang akan mengengam tangan menuju hidup setelah mati dan mati-matian menghidupiku?

Dalam jeda lamunanku, abang menyelipkan pertanyaan
“Menurut atih salahkah kita pergi berdua begini ,bercanda bebas,walapun didepan umum?”

“Kalau ini memang salah, bagaimana cara yang benar?”

“Taaruf….”
“Setelah umroh ini kita
Minta mama abang sebagai perantara kita dalam bertaaruf
Atih boleh tanya abang dan abangpun akan bertanya tentang beberapa hal penting”.
🌸🌸

“Tapi kenapa atih menerima tawaran taaruf ini?”
“Karena musim semi sudah datang, kemarin sore lebat sekali hujannya..”
“Atih merasa bahwa do’a2 itu mulai terkabul satu demi satu dan mungkin salah satunya abang
Dan atih merasa terhormat dengan penawaran taaruf ini, ini menandakan bahwa cara atih mulai benar dan atih juga tidak ingin diambil dengan cara sembarangan”.
🌸🌸

Dalam prosesi taaruf ini ternyata banyak badai ujian menerpa, baik dari internal maupun eksternal
Tapi hamba yang beriman..percaya badai ini ialah bentuk keseriusan
Apakah kita benar-benar ingin bersama?…
🌸🌸

Semoga pembaca dan tamu undangan mendapat keberkahan allah yang maha pengasih lagi menyayangi..
sebagaimana konsep sakinah, mawadah warahma..
Dan semoga kita bisa meneladani rumah tangga rasulallah, sebagaimana saat nabi berlari dari jibril dengan rasa takut, datang kepada khadija meminta diselimuti “zamiluni..zamiluni”
Setelah khadijah menyelimuti dengan pelukan.. hampir setengah dari rasa takut rasullah hilang :)..
Pena telah diangkat, tinta telah kering, Cerita ini hanyalah prolog yang ada pada sampul buku lauhulmahfudz…
Kisahnya akan dimulai setelah ustadz fredo mengetarkan arash allah…