Di tengah hiruk pikuk dunia maya, takdir mempertemukan kami lewat sebuah obrolan sederhana.
Tak pernah terpikirkan, dari layar kecil itulah hati kami mulai saling menyapa.
Mei 2023, kami memutuskan untuk bertemu.
Satu tatap mata, satu senyum hangat… cukup untuk membuat hati berdebar berbeda.Ia — lelaki yang jaraknya jauh di seberang pulau,
menempuh perjalanan dari Madura ke Madiun,
tanpa saudara di kota ini, tanpa alasan lain…
selain ingin melihatku, menjaga rasa, dan memastikan aku tahu bahwa ia serius.
Perjalanan panjang itu dilakukan berkali-kali, dengan sabar dan tulus.
Sedikit demi sedikit, tembok hatiku runtuh.
Perjuangannya adalah bahasa cinta yang tak pernah ia ucapkan dengan kata,
namun selalu ia buktikan dengan langkah.

Pertemuan demi pertemuan membuat kami semakin dekat.
Bukan hanya aku yang mengenalnya, tapi keluargaku mulai merasakan hangatnya kehadirannya.
Sampai akhirnya, pertanyaan itu datang,
"Hubungan ini mau dibawa ke mana?"

Di tanggal 17 November 2024, ia menjawabnya dengan sebuah lamaran.
Di hadapan keluarga, ia memintaku menjadi teman hidupnya,
menawarkan janji untuk mencintaiku seumur hidup.

Setelah lamaran, banyak hal kami lalui bersama.
Saat ditanya kapan siap menikah, ia meminta waktu satu tahun untuk mempersiapkan segalanya.
Kami pun memilih tanggal yang indah: 9 November 2025.

Hari di mana semua perjalanan panjang,
semua doa yang terlantun,
dan semua jarak yang pernah memisahkan,
akan berpuncak pada satu kata suci: “Sah.”

✨ Dari perkenalan yang sederhana,
perjuangan yang luar biasa,
hingga janji sehidup semati…
inilah kisah kami — yang ditulis oleh takdir, dan dipelihara oleh cinta.